HeartSick

09.47 nia 0 Comments

taken from grasindo.id
HeartSick: Keping Hati yang Membeku
Ken Ariestyani & Pia Devina
Grasindo, 2015

Quickie.
Tiga sahabat—Dirga, Raina dan Irvi; memiliki keistimewaan tersendiri di hati pemilik kedai KopiKita, Om Ben. Selain mereka bertiga adalah pelanggan tetap KopiKita, kedekatan mereka bertiga mengingatkan Om Ben akan kehangatan ‘rumah’. Karena itulah saat ketiganya dirundung masalah ‘hati’ karena persoalan pelik cinta masing-masing—Dirga dengan bayangan mantan kekasih yang meninggalkannya menikah dengan lelaki lain, Irvi dengan pacar sempurna yang tak yakin ia cintai dan Raina yang ditinggalkan pacar tanpa alasan; Om Ben akhirnya turun tangan membawa mereka pergi sejenak ke kampungnya di Belitung untuk mengistirahatkan benak dan memberinya ruang tenang untuk mengambil sisi cerah dari masalah-masalah.

The Taste.
Disappointed.
Really.

I guess it was my fault to be a mostly visual person and fell into this gorgeousness of its front cover. And a silent pray for it to be a bestfriend-to-lover trope. Definitely my fault.
But.. the premise was good, really.. Finding light from a dark phase of love life whatsoever is always nice. But why couldn’t it work with this one?

Apalagi ini dikerjakan berdua oleh dua nama yang punya track record kepenulisan yang tidak bisa dibilang baru.

Entah apa yang salah.

I can’t even relate to any of the characters. IMO, this novel failed to make me believe that the trio’s bond is that deep. Tho if i may choose, i would pick Irvi as my favorite among the trio for her dedication at work and damned the girl knew what she did at work to make her looked awesome.

Bisa jadi juga karena dua penulis ini gagal membuat koneksi yang smooth antar karakter, di beberapa bab, antar kalimat; di hampir semua sisi yang sebenarnya bisa membuat novel ini jadi sangat menarik.
Sedihnya malah membuat kalimat-kalimat—yang meski diksinya di beberapa bagian cukup ‘nyastra’—yang ditampilkan jadi berkesan dangkal dan amatir. Seperti karya pertama dari seorang pemula.

Alur maju mundur yang choppy. Background cerita dari karakter yang ngga bisa dibangun sempurna sehingga kesan tentang mereka seperti lewat sambil lalu.

Bahkan deskripsi tentang kecantikan tempat-tempat destinasi dalam novel ini tidak bisa mendongkrak nilai tambah.

I admit i’m not bit a really good writer, but i think i read enough pieces to sort whether a book is enjoyable enough.And to cringe the whole ride is enough to give this novel 1.5 points out of 5, mostly for its gorgeous cover once again. Sorry, not sorry.

Meski semuanya kembali juga ke masalah selera pada akhirnya.




0 komentar: